Berikut cara iklan di Aplikasi Shopee silahkan di Download di link berikut :
https://drive.google.com/open?id=16cY4BTB93mfeWbK5cS6Wl7PRmlnbQ3Tv
Yomart adalah perusahaan ritel modern yang berfokus di bidang minimarket yang telah melayani kebutuhan masyarakat akan barang kebutuhan sehari-hari.Yomart Minimarket merupakan bagian dari Yogya Group sebuah kelompok usaha ritel skala nasional yang berpusat di Bandung dan telah berpengalaman mengelola usaha ritel sejak tahun 1982.
Minimarket ini membuka tokonya yang pertama pada Agustus 2003 di Ciwastra Bandung kemudian akhirnya menyebar sampai di kota besar lain di Jawa Barat. Sampai 2011 Yomart mengelola lebih dari 250 toko yang dimilikinya sendiri dan tersebar hampir di setiap kota/kabupaten di Jawa Barat, yaitu di Bandung, Cianjur, Cimahi, Indramayu, Subang, Purwakarta, Majalengka, Garut, Ciamis, Tasikmalaya, Sukabumi, Bogor, dan kota besar Jakarta serta Surabaya. Sebelumnya Yomart Minimarket dikelola oleh PT. Yomart Rukun Selalu namun kini Yomart Minimarket dikelola oleh PT.GRIYA PRATAMA yang beralamatkan di jalan Soekarno Hatta No.236 Bandung, dengan kantor yang bernamakan GRIYA CENTER, Gedung yang sebelumnya digunakan oleh PT.Akur Pratama yang tak lain adalah pusat dari YOGYA / GRIYA. Setelah PT.Akur Pratama memiliki gedung baru di jalan Buah Batu maka gedung ini pun di gunakan oleh Yomart yang masih anak cabang dari PT.Akur Pratama tersebut atau lebih dikenal kenal dengan istilah YOGYA GROUP yakni terdiri dari : YOGYA, GRIYA, dan YOMART sebelumnya ada juga GRIYAMART namun kini telah di gabung antara YOMART dan GRIYAMART hanya bernamakan YOMART saja. Yomart mempunyai tagline " Belanja Dekat & Hemat " dan " Yomart, Irit Praktis Lagi"
Yomart dikenal oleh masyarakat dengan harganya nya yang lebih murah, Pelayanan yang ramah, serta suasana toko yang nyaman, karena itu lah kini Yomart minimarket menjelma sebagai salah satu retail yang terbaik di Jawa Barat. Dengan misi memenuhi kebutuhan masyarakat agar tetap menjadi pilihan utama bagi Indonesia, yomart selalu berusaha untuk memberikan produk-produk berkualitas dengan harga terjangkau diantaranya dengan memberikan program promosi "PAHE" atau Pasti Hemat program promosi ini berlangsung 2 minggu sekali, adapula program promosi "BUMING" atau Belanja Murah Mingguan program promosi ini berlangsung hanya satu minggu sekali VISI & MISI Visi : Tetap Menjadi Pilihan Utama Misi : Setia Memenuhi Kebutuhan Masyarakat Dengan Corporate Culture : "Maju dengan karya bersama" Moral Filosofi : "Jujur, Setia & Rendah Hati" Yomart selalu berusaha mewujudkan kepuasan bagi konsumen dengan menyediakan produk yang berkualitas, layanan yang unggul, dan akrab bersahabat, serta dalam suasana belanja yang menyenangkan dan harga-harga yang murah dengan promo-promo rutin seperti PAHE dan BUMING.
SKALA LINKERT Skala linkert pertama kali dikembangkan oleh Rensis Linkert pada tahun 1932 dalam mengukur sikap masyarakat. Dalam skala ini hanya menggunakan item yang secara pasti baik dan secara pasti buruk. Item yang pasti disenangi, disukai, yang baik, diberi tanda negatif (-). Total skor merupakan penjumlahan skor responsi dari responden yang hasilnya ditafsirkan sebagai posisi responden. Skala ini menggunakan ukuran ordinal sehingga dapat membuat ranking walaupun tidak diketahui berapa kali satu responden lebih baik atau lebih buruk dari responden lainnya. Prosedur dalam membuat skala linkert adalah sebagai berikut : 1. Pengumpulan item-item yang cukup banyak dan relevan dengan masalah yang sedang diteliti, berupa item yang cukup terang disukai dan yang cukup terang tidak disukai 2. Item-item tersebut dicoba kepada sekelompok responden yang cukup representatif dari populasi yang ingin diteliti. 3. Pengumpulan responsi dari responden untuk kemudian diberikan skor, untuk jawaban yang memberikan indikasi menyenangi diberi skor tertinggi. 4. Total skor dari masing-masing individu adalah penjumlahan dari skor masing-masing item dari individu tersebut 5. Responsi dianalisa untuk mengetahui item-item mana yang sangat nyata batasan antara skor tinggi dan skor rendah dalam skala total. Untuk mempertahankan konsistensi internal dari pertanyaan maka item yang tidak menunjukkan korelasi dengan total skor atau tidak menunjukkan beda yang nyata apakah masuk kedalam skor tinggi atau rendah dibuang. Kelebihan skala linkert: 1. Dalam menyusun skala, item-item yang tidak jelas korelasinya masih dapat dimasukkan dalam skala. 2. Lebih mudah membuatnya dari pada skala thurstone. 3. Mempunyai reliabilitas yang relatif tinggi dibanding skala thurstone untuk jumlah item yang sama. Juga dapat memperlihatkan item yang dinyatakan dalam beberapa responsi alternatif. 4. Dapat memberikan keterangan yang lebih nyata tentang pendapatan atau sikap responden. Kelemahan skala linkert: 1. Hanya dapat mengurutkan individu dalam skala, tetapi tidak dapat membandingkan berapakali individu lebih baik dari individu lainya. 2. Kadang kala total skor dari individu tidak memberikan arti yang jelas, banyak pola responsi terhadap beberapa item akan memberikan skor yang sama. Validitas dari skala linkert masih memerlukan penelitian empirik. SKALA GUTTMAN Skala Guttman dikembangkan oleh Louis Guttman. Skala ini mempunyai ciri penting, yaitu merupakan skala kumulatif dan mengukur satu dimensi saja dari satu variabel yang multi dimensi, sehingga skala ini termasuk mempunyai sifat undimensional. Skala Guttman yang disebut juga metode scalogram atau analisa skala (scale analysis) sangat baik untuk menyakinkan peneliti tentang kesatuan dimensi dari sikap atau sifat yang diteliti, yang sering disebut isi universal (universe of content) atau atribut universal (universe attribute). Dalam prosedur Guttman, suatu atribut universal mempunyai dimensi satu jika menghasilkan suatu skala kumulatif yang sempurna,yaitu semua responsi diatur sebagai berikut: Setuju dengan tidak setuju dengan Skor 43210 4 3 2 1 x x x x x x x x xx 4 3 2 1 xx x x x x x x x x Pada pertanyaan yang lebih banyak pola ini tidak ditemukan secara utuh. Adanya beberapa kelainan Dapat dianggap sebagai error yang akan diperhitungkan dalam analisa nantinya. Cara membuat skala guttman adalah sebagai berikut: 1. Susunlah sejumlah pertanyaan yang relevan dengan masalah yang ingin diselidiki. 2. Lakukan penelitiaan permulaan pada sejumlah sampel dari populasi yang akan diselidiki, sampel yang diselidiki minimal besarnya 50. 3. Jawaban yang diperoleh dianalisis, dan jawaban yang ekstrim dibuang. Jawaban yang ekstrim adalah jawaban yang disetujui atau tidak disetujui oleh lebih dari 80% responden. 4. Susunlah jawaban pada tabel Guttman. 5. Hitunglah koefisien reprodusibilitas dan koefisien skalabilitas. Koefisien Reprodusibilitas, yang mengukur derajat ketepatan alat ukur yang telah dibuat (yaitu daftar pertanyaan tadi) dihitung dengan menggunakan rumus berikut: K e r n = 1- di mana: n = total kemungkinan jawaban, yaitu jumlah pertanyaan x jumlah responden. e = jumlah error. Kr = koefisien reprodusibilitas Koefisien Skalabilitas: K e s p = 1- dimana: e = jumlah erroe. p = jumlah kesalahan yang diharapkan. Ks = koefisien skalabilitas. Kelemahan pokok dari Skala Guttman, yaitu: 1. Skala ini bisa jadi tidak mungkin menjadi dasar yang efektif baik intuk mengukur sikap terhadap objek yang kompleks atau pun untuk membuat prediksi tentang perilaku objek tersebut. 2. Satu skala bisa saja mempunyai dimensi tunggal untuk satu kelompok tetapi ganda untuk kelompok lain, ataupun berdimensi satu untuk satu waktu dan mempunyai dimensi ganda untuk waktu yang lain. Referensi: Moh. Nasir, Ph.D, 1999, Metode Penelitian,Ghalia Indonesia. M. Singarimbun, Sofian Effendi, 1997, Metode Penelitian Survai, LP3ES.
TCP/IP atau Transmission Control Protocol/Internet Protocol adalah model jaringan yang digunakan untuk komunikasi data dalam proses tukar-menukar informasi di internet. Sedangkan OSI Model atau Open System Interconnection Model adalah sebuah model jaringan yang dikembangkan secara resmi oleh International Standart Organization untuk melakukan sebuah standarisasi proses pembentukan jaringan yang sebelumnya dimiliki oleh masing-masing vendor pembuat jaringan komputer. Kedua model tersebut bertujuan untuk melakukan standarisasi pengggunaan jaringan.
Tabel Perbandingan OSI Layer dan TCP/IP Layer :
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN MODEL OSI DAN TCP/IP Perbedaan antara model OSI dan TCP/IP antara lain : 1. OSI layer memiliki 7 buah layer, dan TCP/IP hanya memiliki 4 Layer. 2. TCP/IP layer merupakan “Protocol Spesific”, sedangkan OSI Layer adalahProtocol Independen. 3.Layer teratas pada OSI layer, yaitu application, presentation, dan sessiondirepresentasikan kedalam 1 lapisan Layer TCP/IP,yaitu layer. 4.Semua standard yang digunakan pada jaringan TCP/IP dapat diperoleh secaracuma-cuma dari berbagai komputer di InterNet, tidak seperti OSI. 5. Perkembangan ISO/OSI tersendat tidak seperti TCP/IP. 6. Untuk jangka panjang, kemungkinan TCP/IP akan menjadi standart dunia jaringankomputer, tidak seperti OSI. 7. OSI mengembangkan modelnya berdasarkan teori, sedangkan TCPmengembangkan modelnya setelah sudah diimplementasikan. 8. TCP/IP mengombinasikan presentation dan session layer OSI ke dalam applicationlayer. 9. TCP/IP mengombinasikan data link dan physical layers OSI ke dalam satu layer. 10. TCP/IP lebih sederhana dengan 4 layer. 11. TCP/IP lebih kredibel karena protokolnya. Tidak ada network dibangun dengan protokol OSI,walaupun setiap orang menggunakan model OSI untuk memandu pikiran mereka. Persamaan antara model OSI dan TCP/IP antara lain : 1) Keduanya memiliki layer (lapisan). 2) Sama – sama memiliki Application layer meskipun memiliki layanan yang berbeda. 3) Memiliki transport dan network layer yang sama. 4) Asumsi dasar keduanya adalah menggunakan teknologi packet switching. 5) Dua-duanya punya transport dan network layer yang bisa diperbandingkan. 6) Dua-duanya menggunakan teknologi packet-switching, bukan circuit-switching ( Teknologi Circuit-Switching digunakan pada analog telephone). 7) TCP/IP layer merupakan “Protocol Spesific”, sedangkan OSI Layer adalah “Protocol Independen”
luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com tipscantiknya.com kumpulanrumusnya.comnya.com